Mengenal Aksara Lampung Sebagai Kekayaan Nasional Indonesia

Extraordinary News, 13-12-2014. 

Tabik Pun Hari ini saya ingin menuliskan tentang Aksara Lampung yang sudah banyak diajarkan di sekolah-sekolah di Lampung. Meskipun tidak semua warga Lampung bisa menggunakan bahasa daerah ini, akan tetapi saya merasa perlu untuk sedikit mengulasnya sebagai tambahan wawasan dan wacana untuk kita telaah bersama. 

Pada mulanya, aksara Lampung belum begitu luas diperkenalkan di sekolah-sekolah di daerah Lampung. Tentu alasannya karena pemerintah yang ingin mempersatukan bangsa Indonesia dengan satu bahasa Indonesia. Dampaknya, tidak hanya bahasa Lampung yang terlupakan, karena bahasa daerah lainpun bernasib sama. Bahasa-bahasa tersebut seperti tinggal sejarah, hanya tersimpan di dalam buku-buku kuno dan di dalam museum serta artefak yang banyak ditemukan saat ini. Baik tertulis dalam bangunan, candi maupun benda-benda purbakala.

Namun perkembangan selanjutnya keberadaan bahasa daerah ini semakin diperhatikan. Meskipun berdampak positif terhadap kelestarian budaya daerah, ternyata menjadi persoalan terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam aktifitas di sekolah. Dimana anak-anak harus mempelajari bermacam-macam bahasa yang harus mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Maka amat wajar jika kewajiban menggunakan aksara lampung pun turut menjadi persoalan tersendiri terkait kesiapan kurikulum, buku-buku penunjang serta guru-guru yang kompeten dengan bahasa daerah ini.Sehingga kewajiban pemerintah, khususnya pemerintah daerah untuk mempersiapkan sarana dan prasana penunjang agar bahasa daerah ini benar-benar bisa diajarkan, dilestarikan dan digunakan sebagai bahasa sehari-hari.

Meskipun demikian, cukup menggembirakan, pemerintah sangat mendukung perkembangan bahasa daerah ini sebagai sebuah kekayaan nasional dan warisan budaya leluhur yang tak dapat diabaikan begitu saja. Tentu pemerintah menghendaki, penggunaan bahasa daerah sebagai perekat hubungan sosial di daerah tersebut selain penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di negeri tercinta ini.

Dan yang cukup menggembirakan, kurikulum Bahasa Lampung sudah menjadi kurikulum wajib di daerah yang berjuluk Sang Bumi Ruwa Jurai.

Aksara Lampung, adalah aksara yang sejak dahulu menjadi icon bagi kemajuan tradisi leluhur di Lampung. Seperti dengan kekayaan lainnya termasuk pakaian khas, makanan, modifikasi rumah serta bahasa menjadi daya tarik kebudayaan di pulau yang terkenal dengan Tana Lado dan menara sigernya ini. Tidak sampai di situ, kebudayaan Lampung pun banyak dikenal di mancanegara.

Menurut wikipedia, akasara Lampung (Had Lampung)  adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Bentuk tulisannya berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab. Yakni perpaduan antara huruf induk dan anak huruf. Misalnya alif, ba, ta, tsa, jim, ha kho. Mendapatkan anak huruf (harokat) baik fathah, kasroh, dhammah, harokat tanwin, maupun harokat sukun (mati). menjadi a, i, u, an, in, un. Selain huruf induk dan anak huruf, aksara Lampung dilengkapi dengan tanda baca.

Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks, sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

Huruf Induk

Lampung consonants.gif
Aksara Lampung (wikipedia)

Anak Huruf



 Tanda Baca







Angka Lampung





Yang pasti, Aksara Lampung atau Bahasa Lampung adalah kekayaan negeri tercinta Indonesia. Adalah sebuah kesalahan jika kekayaan yang dimiliki tidak dijaga kelestariannya.

Penggunaan aksara lampung tentu dengan tujuan agar masyarakat Lampung bisa menjalin komunikasi dengan sesama warga Lampung dengan baik, dan mereka dapat berbaur dengan rukun dan damai meskipun perbedaan warna kulit dari mana mereka berasal. Sehingga harapannya tidak ada dikotomi antara penduduk Lampung asli dan masyarakat keturunan rantau yang cukup lama hidup, berkembang dan membangun daerah ini.

Salam

Komentar