Apakah Blog Tulisan Ilmiah?






Bermula dari kegiatan pelatihan penyusunan PAK dan PTK bagi guru-guru SLB N Metro yang diselenggarakan sejak Sabtu, 14 Februari 2015 kemarin. Di mana salah satu pembicara menyampaikan pendapatnya bahwa sebuah blog belum dianggap ilmiah. Kebetulan pembicaranya tersebut berasal dari perguruan tinggi di kota ini.

Ketika beliau mengatakan bahwa blog itu tidak ilmiah, sepontan saya menjawab "ya" karena saya merasa banyak blog yang ternyata ditulis tidak berdasarkan kaidah-kaidah penulisan karya tulis atau artikel yang bercirikan karya ilmiah. Saya langsung menjawab tersebut karena saya sendiri penulis blog yang merasakan bahwa kehobian menulis di sebuah blog sebagai tempat belajar menuangkan ide-ide, opini dan berita seputar yang terjadi di sekitar penulis sendiri. Tentu karena saya sendiri adalah penulis amatir, maka saya mengiyakan jika tulisan saya belum sepenuhnya disebut ilmiah.

Meminjam tulisan bang Nararya beberapa waktu lalu tentang Bobot Tulisan Akademis dan Fungsi Catatan Kaki, penulisan footnote dalam sebuah artikel tentu saya menganggap sebuah karya tulis bisa dianggap ilmiah dan layak menjadi rujukan jika benar-benar ditulis oleh orang-orang yang kompeten dan disertai rujukan-rujukan yang benar-benar faktual. Tidak sekedar tulisan "bodong" tanpa pedoman dan tata cara penulisan yang kurang baik. Saya menganggap apa yang saya tulis selama ini "memang" belum sepenuhnya layak disebut tulisan berbobot. Tentu karena diawali dari banyaknya tulisan tersebut yang masih dangkal dan perlu penelitian yang mendalam, selain itu tentu tak dapat dilupakan dan diabaikan adalah rujukan, sumber primer atau sekunder. Sumber faktual yang secara langsung diperoleh penulisnya serta sumber sekunder yang berasal dari buku-buku atau catatan-catatan orang lain yang benar-benar asli. Tentu ini tidak mudah dan bukan pekerjaan ringan jika ingin melahirkan tulisan yang benar-benar layak.

Selain dari aturan yang berlaku di atas, semestinya para penulisnya adalah orang-orang yang benar-benar kompeten, minimal ketika berbicara mengenai cara menulis yang baik, tentu kemampuan menulis juga tidak diragukan lagi dan pernah mengenyam pendidikan dan latihan bagaimana membuat tulisan (karta tulis) yang layak. Tak sekedar layak terbit, tapi benar-benar disertai dengan data-data dan bukti-bukti serta sumber autentik. Faktor sumber yang autentik tentu menjadi faktor penentu sebuah tulisan bisa disebut ilmiah. Karena proses penelitiannya tidak "ujug-ujug" dan sekali jalan langsung beres. Karena biasanya melalui bebeberapa kali tes, pengamatan dan pengujian dengan analisis-analisis tertentu yang menguatkan penelitiann. Jika pada tahapan tersebut sudah dijalankan tentu dapat dianggap sebagai penelitian ilmiah.

Tapi lagi-lagi, kesan yang sering saya tangkap dari beberapa tulisan blog milik blogger Indonesia, kebanyakan mereka berisi tulisan jiplakan, saduran tanpa keterangan sumber, dan membuat tulisan tanpa mengikuti aturan yang baku dalam membuat tulisan yang layak. Tulisan yang layak dibaca plus layak dijadikan rujukan. Berbeda dengan tulisan dari sebuah koran, website ternama, dan jurnal-jurnal ilmiah yang benar-benar ditulis oleh orang-orang yang kompeten. Saya sepakat dengan pendapat pembicara tersebut jika blog seperti blog saya masih belum layak disebut tulisan ilmiah. Tentu alasan ini logis, dan karena berdasarkan kenyataan yang ada.

Sekali lagi karena menulis blog bagi saya memang hanya sekedar "iseng" dan belajar menulis serta mempublikasikan tulisan remeh temeh serta sebagai langkah narsis bahwa kita pun berhak bersosialisasi dan menuliskan gagasan kita. Terlepas dari bobot yang semestinya dimiliki dan diperhatikan sebuah blog agar blog tersebut layak menjadi rujukan. Namun demikian, sesederhana apapun sebuah blog jika masih memegang etika keaslian (orisinalitas) tentu akan berbeda jika tulisan itu hanya sebuah link, copy paste atau jiplakan namun tidak disertai sumber yang jelas.

Jika melihat pernyataan sang narasumber dan kriteria-kriteria blog yang bermutu karena tulisannya ilmiah, apakah ada blog yang bisa disebut ilmiah dan pantas menjadi rujukan? Tentu jawabannya "ada". Jika kita mau mencari blog-blog yang "kondang" dan dipublikasikan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi yang sesuai. Dengan tidak melupakan kaidah-kaidah penulisan yang benar. Seperti pendapat berikut ini:

Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11 (dikutip dari bloggueblog.wordpress.com, 16/2/2015)

Berdasarkan pendapat di atas, tentu paling tidak ada beberapa komponen tulisan dari sebuah blog yang bisa disebut ilmiah, di antaranya yaitu:

  • Merupakan karangan atau tulisan yang diperoleh dengan sifat keilmuannya. Dengan demikian sebuah tulisan ilmiah tentu ditulis oleh orang-orang yang memiliki keilmuan (pendidikan) yang sejalan dengan apa yang ditulis. Sehingga tidak terjadi gagal paham dan menjadikan orang lain tersesat jika tulisan tersebut tidak berpijak pada konsep yang jelas dan benar. Misalnya tulisan Prof. Dr. Ing. BJ Habibie tentang industri pesawat terbang tentu tulisannya sudah dianggap layak disebut ilmiah karena background pendidikannya memang berhubungan erat dengan teknologi penerbangan. Begitu pula tulisan yang dibuat oleh Prof. Dr. Quraish Shihab yang berhubungan dengan ilmu tafsir, tentu tulisannya sudah dianggap tulisan ilmiah karena latar belakang keilmuan dan pendidikan adalah ilmu tafsir qur'an. Dan masih banyak penulis lain yang dianggap tulisan ilmiah.

  • Tulisan tersebut didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan dan penelitian dalam bidang tertentu. So pasti tulisan yang dikategorikan ilmiah menggunakan kaidah atau aturan dalam penulisannya. Para penulisnya biasanya melakukan proses pengamatan, peninjauan, penelitian yang tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Tak hanya timing yang panjang, karena biaya dan tenaga pun dikeluarkan demi menghasilkan tulisan yang ilmiah.

  • Tulisan tersebut disusun menurut metode. Seperti pada umumnya, para penulis "ulung" biasanya menggunakan metode penulisan yang jelas sesuai dengan aturan yang baku. Tak semata-mata membuat tulisan berdasarkan selera pasar tapi tidak menggunakan kaidah yang tepat.

  • Tulisan tersebut disusun dengan sistematika penulisan bersantun bahasa. Pada poin ini tulisan ilmiah tak bisa ditulis dengan bahasa "ngawur" dan penuh caci-maki. Apalagi menggunakan bahasa "liar" yang bersifat hujatan. Karena sebuah tulisan yang ilmiah berusaha menghindari tulisan yang memancing kesalahan persepsi dan emosi akibat penggunaan bahasa yang kurang tepat sekaligus kurang santun.  Bagi tulisan ilmian versi penulis Indonesia seperti para mahasiswa tentu menggunakan kaidah bahasa Indonesia sesuai dengan EYD. Jika menggunakan bahasa asing tentu tak menyalahi aturan tata bahasa yang bersangkutan. Itupun biasanya di bawahnya diberikan terjemahan Indonesianya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Tapi juga kembalinya pada konsumen atau pembaca karya tulis tersebut. Jika kalangan akademisi yang notabene kemampuan bahasa asing sudah memadai tentu tak menjadi persoalan.

  • Isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya / keilmiahannya. Bagi para penulis ilmiah akan berhadapan tidak hanya para penilai kaidah penulisan, karena mereka akan berhadapan pada para penulis lain atau minimal pembaca yang secara langsung memperhatikan setiap paragraf yang tersusun dari tulisan ilmiah tersebut. Jika suatu saat penulisnya diminta mempertanggung jawabkan, tentu amat mudah ia melakukannya karena penelitian itu murni hasil karyanya dan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah. Hasil karyanya tak terbantahkan meskipun ada peneliti lain dengan hasil akhir yang berbeda. Paling tidak dengan kriteria ini, para penulis berusaha menghasilkan karya yang tidak melakukan plagiat, karena dengan ia melakukan plagiat berarti tanggung jawab moralnya masih diragukan.


Beberapa indikator tersebut hakekatnya sebagai kriteria tulisan ilmiah. Nah, jika sebuah blog ingin dianggap ilmiah tentu harus menggunakan kaidah-kaidah di atas.
Dengan demikian, tidak semua blog tidak ilmiah atau sebaliknya sebuah blog bisa saja ilmiah jika didasarkan pada aturan penulisan yang benar menurut aturan yang benar pula.

Mohon maaf jika terdapat keleliruan dalam tulisan ini.

Salam

Komentar