Film Final Destination 4, Antara Kematian dan Bukti Lemahnya Manusia

Gambar : Film Final Destination 4 dengan pemeran utamanya (imdblino.blogspot.com)


Sebuah kejadian yang sebenarnya banyak terjadi di sekitar kita. Tatkala tanpa diduga dan disangka kita yang tak pernah mengerti apa yang akan terjadi ternyata dihindarkan oleh Tuhan dari musibah bahkan dijauhkan dari bencana. Sebuah keajaiban dan semua itu terjadi di luar nalar manusia.

Tulisan ini bukan berupa sanggahan atau penolakan, akan tetapi merupakan ilustrasi dari kisah yang diceritakan oleh saudari Aulia Gurdi dengan judul artikelnya “Amazing! Dua Kali Suharso Monoarfa Lolos dari Kecelakaan Pesawat!” sebuah kisah perjalanan seseorang yang bernama Suharso Moarfa seorang mantan Menpera yang sampai dua kali mengalami keselamatan dan terhindar dari kecelakaan pesawat.

Kembali dari ide tulisan saudari Aulia Gurdi yang  telah diganjar oleh admin Kompasiana sebagai Trending Article, saya teringat sebuah film yang cukup menegangkan namun seru dan memancing adrenalin penontonnya tatkala menyaksikan Film Final Destination 4. Sebuah film yang bergenre supranatural horor merupakan serangkaian film destination yang telah diluncurkan sebelumnya. Filmnya mengambil ide cerita tentang tragedi kematian manusia. Seperti sebuah pengejawantahan dari Firman  Tuhan bahwa setiap yang bernyawa pastilah akan menemui kematian.

Kematian sebagai rahasia Tuhan, cukup menakutkan tapi tak harus ditakuti karena kedatangannya pasti terjadi. Meskipun seseorang tersebut berusaha untuk menghindarinya dalam bahasa film tersebut memotong siklus kematian dengan berusaha menyelamatkan manusia lain, nyatanya tak ada kuasa manusia untuk mencegahnya kematian itu tetaplah datang tanpa diduga kapan waktunya.
Film yang disutradarai oleh Eric Bress ini telah dirilis tanggal 28 Agustus 2009 di Amerika Serikat. Film ini dibintangi oleh Shantel Van Santen (Lori Milligan), Bobby Campo ( Nick O’Banon), Nick Zano (Hunt Wynorski) dan Haley Webb (Janet Cunningham). Pemain muda berbakat dengan penguasaan karakter yang cukup apik dan layak jika disebut sebagai aktor dan aktris profesional.

Film ini mengambil peran Nick O’Banon sebagai seorang pria yang mampu membaca setiap tragedi yang terjadi, finalnya berdasarkan kemampuan supranatural tersebut dia mampu melihat memprediksi siapa saja orang-orang yang akan mengalami kematian. Meskipun Nick O’Banon hendak mencegah kematian teman-temannya dan orang-orang yang dianggap akan mengalami kematian yang sama seperti urutan kejadian dalam fikirannya.

Kejadian yang menegangkan diawali di sebuah Sirkuit atau perlombaan balapan mobil yang ternyata sirkuit tersebut telah menyimpan kenangan tragis berupa kecelakaan yang berbuntut kematian para pembalapnya. Ternyata efek domino dari kecelaan yang terjadi di arena sirkuit tersebut justru mengimbas pada para penonton yang ikut terlibat pada kejadian kecelakaan yang mengerikan. 
Nick O’Banon yang mempunyai kemampuan supranatural baru menyadari bahwa dirinyalah yang sejatinya mampu menghindarkan kematian orang-orang tersebut dengan cara memotong urutan kematian tersebut dengan berbagai cara termasuk menyelamatkan orang lain. Karena Nick anggap dengan cara itu si calon korban akan terhindar dari hari kematiannya.

Meskipun segala upaya telah dilakukannya ternyata kematian demi kematian pun tetap saja menghampiri tanpa diduga dengan cara apa kematian itu akan datang, sampai akhirnya Nick, Lori dan Janet menganggap bahwa usaha mereka menghindarkan diri dari kematian hakekatnya adalah justru sebagai sebuah cara bagi kematian mereka. Seperti dalam dialog akhir kisah mereka “Bagaimana jika kita tidak mengubah apapun (Nick)? Bagaimana jika keberadaan kita di sini saat ini adalah rencananya sejak awal? (Nick). Hingga akhirnya ajalpun menjemput setelah sebuah truk menabrak mereka yang tengah asyik menikmati saat-saat terbebas dari kematian.
Kisah tragis dari sekian usaha  untuk menghindari kematian ternyata tak berbuah manis, karena sekuat apapun usaha manusia maka kematian akan datang dan menjemput mereka.

Dalam Islam kematian seseorang sudah ditentukan oleh Tuhan di catatan kehidupan manusia (Lauh Mahfudz) di mana tidak ada yang bisa meminta didahulukan atau dimundurkan. Semua terlepas dari kemampuan manusia untuk menghindarinya. Tak ada yang tahu kapan ajal itu datang. Sehingga, sepatutnya manusia mempersiapkan hari berakhirnya hidup manusia itu dengan persiapan amal kebaikan yang cukup.

Komentar