Cerita Singkat Mengikuti Pelatihan Assessment di Hotel Harmoni One, Batam

Hotel Harmoni One Batam, Sesaat setelah sesi selesai, guru-guru diperkenankan beristirahat dan mengabadikan moment penting untuk oleh-oleh dirumah, Hotel di mana guru  digembleng dalam sebuah pendidikan dan pelatihan (dok.pribadi)


Beberapa bulan yang lalu, alangkah berbahagianya aku karena mendapatkan tugas mengikuti diklat assessment yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Luar Biasa, kegiatan ini secara kontinyu diadakan untuk memberikan bekal, bimbingan dan pendidikan khusus bagi guru agar bisa melakukan assessment di kelasnya, khususnya sekolah agar mereka bisa menjalankan tugasnya dengan pengetahuan, keterampilan dan pendidikan yang diperoleh selama mengikuti diklat. 

Pengalaman berharga yang cukup membuat saya bangga, karena pemerintah memberikan kesempatan kepada kami (khususnya saya) dalam mengikuti aneka kegiatan penting ini. Mudah-mudahan guru-guru lain bisa merasakan kesempatan yang sama agar usaha mengembankan tugas sebagai pendidik menjadi mudah dan tak terkendala kesiapan sumber daya manusia. Sumberdaya manusia yang semestinya diupdate karena bertambahnya tuntutan profesionalisme. Selain tuntutan profesionalisme, tentu saja sejumlah pendidikan itu akan meningkatkan derajat pendidikan dan pendidik agar setara dengan bangsa lain.

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal menarik yang saya dapatkan ketika saya mendapatkan tugas mewakili sekolah dalam diklat terebut. 

1. Mendapatkan ilmu baru

Terus terang, sebagai guru yang meskipun sudah melanglang buana dalam kependidikan wal bil khusus mendidik anak-anak sekolah, tentu dianggap memiliki kecukupan informasi terkait bidang tugasnya. Bahkan seandainya disamaratakan dengan guru lain, boleh jadi semua guru dianggap cukup dengan pengetahuan selama menempuh pendidikan formal (kuliah) sebelumnya. Sehingga acapkali para guru itu tidak atau kurang tertarik untuk menggali lagi terkait bidang tugasnya. Seperti yang saya dapatkan ini, selama saya menjadi guru, saya kurang begitu menguasai konsep assessmen bagi calon anak-anak didik. Terlebih lagi bagi anak berkebutuhan khusus, tentu saja pengetahuan dan pelatihan ini sejurus dengan upaya semua guru dalam menggembleng pengetahuannya agar lebih profesional. Dan selaras pula program pemerintah terkait pendidikan kedinasan yang dikelola bagi guru demi memperoleh standar profesionalisme bagi guru dalam bidang tugasnya tentunya.




Suasana serius ketika acara atau sesi akan dimulai (dok.pribadi)


Alhamdulillah, jika hendak disepadankan,  kesempatan yang boleh jadi sekali seumur hidup itu tidak dapat dinilai dengan uang. Ilmu adalah segala-galanya, dan keterampilan dalam bidang tugasnya adalah bagian terpending yang mesti dimiliki semua guru.'

2. Mengenal tokoh-tokoh pendidikan

Kiranya saya jarang atau boleh jadi belum bertemu dengan banyak tokoh pendidikan di negeri ini. Jika hendak disebutkan tentu amat banyak tokoh yang menjadi vigur, inspirator dan motivator serta sosok yang turut membangun sistem pendidikan di negeri ini.

Kelompok peserta memperagakan teknik assessment (doc. pribadi)


Alasannya tentulah karena saya belum pernah diundang secara resmi bertemu dengan tokoh-tokoh penting itu.  Terkecuali dalam lingkup pelatihan dan lomba yang diadakan oleh pemerintah. Tentu secara langsung saya bisa bertemu, bertanya dan berdiskusi terkait persoalan kependidikan, terutama pendidikan bagi anak-anak luas biasa.

Hal ini tentu saja sebuah kehormatan, seorang guru dari kampung ini bisa bertemu dengan sosok-sosok panutan yang bisa menjadi support dan motivator dalam melaksanakan tugas kedinasan dan pengabdian sebagai pelayan masyarakat.

3. Mengenal guru-guru teladan dari penjuru pelosok negeri


Diwaktu luang, guru-guru pun boleh berfoto2 ria di luar gedung sebagai bentuk keakraban antar peserta (doc. pribadi)

Alhamdulillah selama saya mengikuti aneka pendidikan dan latihan tersebut, saya selalu menyempatkan diri  berkenalan dengan guru-guru bagi anak berkebutuhan khusus. Entah dari Aceh, Padang, Pontianak, Manado sampai ke Papua, Bali, NTB dan seluruh perwakilan dari sekolah luar biasa dan sekolah khusus yang membentang dari Sabang sampai Merauke. 

Beruntungnya dari peserta yang hadir, rata-rata mereka adalah lulusan pendidikan jurusan ke-PLB-an, jadi saya bisa saling berdiskusi terkait bidang tugasnya.

Tentu saja dengan kesempatan itu, kami bisa berbagi pengalaman terkait bidang tugasnya, bagaimana kelebihan dan kekurangan selama melaksanakan tugas, dan tentu saja aneka kekayaan baik flora dan fauna serta masakan yang tentu saja mengundang selera ingin mencicipinya. Teramat banyak jika hendak disampaikan dengan kata-kata. Betapa negeri ini sungguh kaya raya.



4. Merasakan nikmatnya naik pesawat terbang

Mungkin ada di antara pembaca yang mengenyek saya, karena dikira saya nggumunan dan heran dengan pesawat terbang. Ya pastilah saya nggumunan lantaran saya sejak lahir dari golongan proletar, kurang mampu dan stempel kekurangan yang selalu menyelimuti keluarga saya. Jadi ketika saya mendapatkan kesempatan naik moda transportasi mahal ini, tentu sebuah kehormatan dan kebanggan.

Berbeda 180 derajat bagi guru-guru yang berasal dari golongan mampu, atau minimal petani yang memiliki berhektar-hektar karet atau sawit. Tentu menggunakan kendaraan elit ini tidaklah sulit. Tapi bagi saya yang dari masyarakat bawah, tentu amat mahal dan eman-eman jika uang belanja harus digunakan untuk membeli tiket pesawat. Bisa-bisa gaji sebulan habis untuk sekali naik pesawat ini.
Bersyukur saya mendapatkan tugas sebagai guru ABK, coba kalau tidak, tentu harus berpikir dua kali jika ingin naik kendaraan yang lumayan mahal ini. Ternyata ini salah satu nikmat Tuhan yang diberikan kepada kami guru-guru bagi anak berkebutuhan khusus. Nikmat dan kehormatan yang setara dengan beratnya tugas yang diberikan kepada kami. Terima kasih atas semuanya.

5. Menginap di hotel berkelas

Bagi saya, mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pemerintah pusat tidak harus berada di tempat yang mewah dan biaya yang super mahal. Tapi apa boleh buat, jika kenyataannya mencari tempat yang layak untuk menampung wakil daerah, guru-guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini tidaklah mudah. Jadi tetap saja pemerintah memerlukan tempat  yang layak, strategis dan accessable demi suksesnya hajat tersebut.
Malam hari setelah sessi, berkesempatan dengan hiburan dari daerah setempat (doc. pribadi)

Dan sudah pasti, guru yang berasal dari kampung ini bisa menikmati lezatnya masakan hotel mewah, ruang tidur yang lumayan bagus bahkan teramat bagus menurut ukuran di kampung saya, serta fasilitas lain yang disiapkan demi memperlancar kegiatan tersebut.

Siapapun yang diundang, adalah sebuah kehormatan yang tak ternilai harganya jika diukur dengan uang. Belum pernah saya bermimpi bisa diundang kementerian untuk mengikuti pelatihan di tempat mewah seperti itu. Terimakasih banyak pada pemerintah yang sudah memberikan kehormatan yang tak terhingga ini.

Mudah-mudahan guru lain mendapatkan kesempatan yang sama ya? Insha Allah.

6. Mengenal daerah tujuan wisata

Terus terang, mengikuti aneka pelatihan niatan awal adalah mengenal aneka daerah dan masakan khasnya. Karena untuk mengenal suatu daerah yang sama sekali asing dari penglihatan saya tentu sebuah kesempatan yang tak bisa saya abaikan. Selain mengenal aneka daerah, masakan dan penduduk di wilayah setempat, tentu saya bisa menikmati aneka tujuan wisata yang tersebar di beberapa daerah. Meskipun untuk bisa mengunjungi tempat wisata hanya bisa dilakukan setelah acara selesai, jadi panitia memberikan kesempatan untuk mengunjungi tempat tertentu yang biasanya dilakukan secara berkelompok dan ada yg dikoordinir panitia penyelenggara.


Aksi jeprat-jepret mumpung ada di Batam

Namun demikian, kunjungan tersebut tidak boleh melampaui surat tugas yang diberikan oleh dinas terkait.


7. Mendapatkan sertifikat

Ada yang menjadi tujuan ketika seseorang mengikuti diklat, selain ilmu yang bermanfaat juga menginginkan mendapatkan sertifikat bukti kelulusan. Tentu saja sertifikat itu diperoleh setelah lulus pre test, post test serta kedisiplinan dalam kegiatan.
Dengan nilai 1 setiap sertifikat, tentu menjadi tambahan jika guru ingin mengusul naik pangkat dan jabatan selanjutnya.

8. Mendapatkan uang saku

Siapa sih yang nggak ingin mendapatkan uang? Bohong kalau ada yang menolaknya, karena sifat manusia membutuhkan uang. Apalagi dalam setiap kegiatan sudah dipersiapkan uang saku plus uang jalan yang digunakan untuk mengganti uang transport yang kita keluarkan sebelumnya.
Jadi beruntung sekali ya bisa memperoleh ilmu, teman, pengalaman, sertifikat dan tentu uang yang bisa dimanfaatkan oleh keluarga di rumah.

Beberapa hal itu tentu saja menjadi pemicu guru,kenapa setiap guru menginginkan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Mendapatkan kesempatan yang sama sehingga profesionalisme guru semakin merata.

Terlepas dari itu semua, sungguh sebuah kehormatan yang diberikan pemerintah terhadap para abdi negara ini karena telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka dalam mengembangkan profesionalisme dalam bidang tugasnya.


Salam

Metro, Lampung, 8-10-2015


Komentar