Bahan Pembelajaran, Teori dan Praktik di Kelas

Oleh M. Ali Amiruddin, S.Ag.


13739555651781899037


Sebelum membahas tentang perlunya bahan ajar bagi guru, terlebih dahulu kita pahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan bahan ajar? Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. ( National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training). 


Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Oleh karena itu sepatutnya dan selayaknya setiap guru membuat bahan ajar sebagai alat bantu (media) dalam proses pembelajarannya.

Guru dapat membuat bahan ajar berupa bahan cetak seperti : hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, Audio Visual seperti : video/film,VCD Audio seperti : radio, kaset, CD audio, PH Visual : foto, gambar, model/maket. Multi Media : CD interaktif, computer Based, Internet. Semua ini tentu saja bisa didesain oleh guru sendiri atau andaikan mengalami kesulitan dengan membeli gambar yang sudah jadi, akan tetapi sering kali tidak sesuai dengan harapan dan tentu saja biaya yang tidak sedikit.

Era modern saat ini, apalagi dengan akan diberlakukannya kurikulum 2013 yang tentu saja merangsang guru untuk memformat sendiri bentuk pembelajarannya berdasarkan kurikulum yang sudah dibuat oleh pemerintah semestinya menjadi pekerjaan yang tidak mudah manakala pendidikan di arahkan menjadi pribadi yang mandiri, lebih khusus pembelajaran di kelasnya agar tidak terbentur dengan sulitnya mencari media yang sesuai dengan harapan dan sarana untuk menggali kemajuan bakat anak didik.
Contoh : Bahan Ajar / Gambar Peta Sumber : Gumuntur.wordpress.com

Salah satu media yang saat ini urgen diperlukan bahkan sudah digunakan oleh guru-guru pada umumnya adalah bahan ajar, di mana semua guru dapat merumuskan bentuk materi dan pola pembelajarannya di kelas bersumber bahan ajar ini, yang tentu saja tidak boleh keluar dari ranah kurikulum yang sudah ditetapkan sebelumnya. Meskipun ada juga guru yang tidak menggunakan bahan ajar, guru cenderung menggunakan buku pelajaran umum dari toko buku atau media online di tambah metode ceramah yang selalu menjadi metode pilihan dalam melakukan proses pembelajaran.

Karena lemahnya guru dalam bidang bahan ajar ini, mengakibatkan proses pembelajaran terkesan monoton dan satu arah sedangkan dalam kurikulum 2013 diharapkan siswa dapat melakukan self learning (belajar mandiri) sesuai dengan cakupan materi dan pola pembelajaran yang disusun guru dalam bahan ajar tersebut, meskipun tidak mudah membuat bahan ajar yang menarik dan betul-betul sesuai dengan materi. Karena, biasanya pembuatan bahan ajar dengan aneka bentuknya tentu saja sangat tergantung dengan kemampuan guru dalam teknologi tertentu, misalnya jika guru akan membuat bahan ajar berupa gambar tentu saja guru minimal bisa membuat gambar secara manual meskipun akan sangat lama dan hasilnya juga kurang baik, akan tetapi lebih baik lagi jika menggunakan media komputer, dicetak sesuai kebutuhan, sehingga, menuntut guru untuk melek teknologi komputer dan desain grafis (minimal bisa membuat gambar dengan program paint) walaupun bisa juga mendownload gambar-gambar instan dari internet, tapi ini juga akan menjadi kendala bagi guru yang gaptek (gagap teknologi) karena biasanya guru-guru lebih khusus guru-guru di pedesaan mereka jarang sekali bersentuhan dengan teknologi komputer apalagi mahir.

Sebagai contoh jika guru akan melakukan kegiatan pembelajaran dengan sub tema rangka manusia, bisa saja guru menggunakan patung (model) rangka yang sudah diberikan oleh kementrian pendidikan melalui bantuan alat-alat peraga, akan tetapi keberadaan media tersebut sangat terbatas sehingga diperlukan bahan ajar lain yang dapat membantu guru. Seperti, gambar rangka manusia yang dapat didownload dari internet atau membeli gambar (poster) yang sudah ada di pasaran sehingga kendala dengan tidak adanya bahan ajar lain sedikit dipenuhi.

Lalu, bagaimana jika dalam kurikulum menuntut guru untuk membuat sendiri bahan ajar sesuai dengan materi yang diajarkan sedangkan guru sama sekali atau kurang menguasai teknologi komputer jika bahan ajar tersebut bersinggungan dengan penggunaan media tersebut?

Permasalahan ini memang banyak terjadi di kalangan guru-guru yang sudah berumur (tua) karena notabene mereka mengalami masa di mana teknologi tidak berkembang sepesat teknologi saat ini, dengan konsekuensi rata-rata mereka berkutat dengan media, teknik, metode yang sangat ketinggalan jika diukur dengan materi pembelajaran yang semakin hari berkembang seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Sedangkan bagi guru-guru muda mereka sudah lebih banyak menikmati informasi tentang media komputer, dan elemen-elemen program yang ada di dalamnya, jadi otomatis dalam mempersiapkan bahan ajar rata-rata mereka tidak mengalami kesulitan.

Solusi sederhana adalah guru mengikuti kursus kilat untuk mengenalkan mereka dengan teknologi komputer, ada juga program pemerintah berupa pelatihan komputer (ICT) yang dilaksanakan hampir setiap tahun dan dapat diikuti oleh guru, selain itu pelatihan pembuatan bahan ajar bagi guru serta kemajuan informasi yang cukup pesat memberikan kesempatan guru-guru untuk menambah pengetahuan dan pengalaman melalui media internet, membantu guru untuk belajar bagaimana membuat bahan ajar yang baik, manfaat, efektif dan efisien dengan harapan dapat memacu kreativitas dan kemandirian siswa dalam belajar yang pada akhirnya memberikan efek positif pada hasil belajar serta pengalaman belajar yang berguna bagi siswa menuju ke jenjang berikutnya.
Salam

Komentar