Anakku Tak Mau Diam, Apakah Mengalami ADHD?

Anak ADHD / psmag.com
Ungkapan ini seringkali keluar dari lisan ayah atau ibu dari anak-anak yang biasanya sulit dikendalikan. Seringkali para orang tua inipun berputus asa, patah arang dan sering uring-uringan lantaran melihat perkembangan anak yang tidak semestinya. Tidak seperti anak-anak sebaya yang terlihat oke-oke saja. Atau terkesan tidak normal jika dilihat dari prilaku anak-anak sebayanya.


Apakah pertanyaan sang ibu atau ayahnya terkait pola prilaku dan aktivitas anak ini memang menunjukkan identitas diri bahwa anaknya seorang pengidap ADHD. Sebuah kelainan bawaan yang dikategorikan pada bentuk kelainan prilaku.

Apakah yang dimaksud ADHD? Menurut Grant L Martin, ADHD adalah sebuah kondisi di mana anak memiliki gangguan kurang perhatian atau hiperaktivitas dalam bahasa inggrisnya Attention Deficit / Hyperactivity Disorder). Yaitu anak yang memiliki kelainan dalam perhatian pada seuatu atau justru sebaliknya sang anak terlalu aktif (hiperaktif) sehingga perilaku sang anak sulit dikontrol atau sulit dikendalikan. Cederung dalam aktifitasnya sering melakukan aktivitas yang merusak. Misalnya ada banyak barang dirusak tanpa merasa bersalah. 

Menurut Wikipedia ADHD adalah  

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD, similar to hyperkinetic disorder in the ICD-10) is a psychiatric disorder of the neurodevelopmental type in which there are significant problems of attention and/or hyperactivity and acting impulsively that are not appropriate for a person's age. These symptoms must begin by age six to twelve and be present for more than six months for a diagnosis to be made. In school-aged individuals the lack of focus may result in poor school performance.

ADHD / insweb.com
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), mirip dengan gangguan hiperkinetik dalam ICD-10) adalah gangguan dari jenis perkembangan saraf yang mengandung masalah yang signifikan terhadap perhatian dan hiperaktif dan psikiatris bertindak impulsif yang tidak tepat untuk usia seseorangGejala-gejala ini harus dimulai pada usia enam sampai dua belas dan hadir selama lebih dari enam bulan untuk diagnosis harus dibuat. Pada Individu usia sekolah yang fokusnya kurang bisa jadi menghasilkan kinerja sekolah yang buruk.

Keadaan inilah sejatinya mempersulit orang lain untuk melakukan pendekatan atau sosialisasi atau sekedar mengajaknya bercanda lantaran prilaku yang terlalu aktif (tak bisa diam). Bahkan sangking aktifnya ada banyak orang yang mengeluh dan merasa tak mampu menjaga anaknya lantaran over aktifitas. Sang ibu tak dapat duduk dengan nyaman lanaran khawatir akan terjadi pada anak-anak mereka. Bahkan yang amat mengkhawatirkan adalah sang ibu cenderung patah semangat, boleh jadi malah ikut stress akibat anaknya yang sangat aktif.

Apakah kondisi ini patut untuk disesali lantaran sang ibu atau siapapun yang bertanggung jawab terhadap anak yang mengalami kelainan syaraf ini? atau justru menyembunyikan atau memasunnya dalam kamar lantaran khawatir akan terjadi yang membahayakan dirinya atau justru membahayakan orang lain? Tentu saja tidak juga kan? karena bagaimanapun kondisi anak, anak adalah anugerah terindah bagi orang tuanya.

Tak seorangpun tahu mengapa anak-anak ADHD tidak bisa konsentrasi, memperhatikan instruksi dan panggilan yang diberikan oleh orang tuanya atau teman-temannya. Bahkan anak-anak ini cenderung dituduh malas, tidak patuh, keras kepala, tidak dewasa, atau bahkan dikuasai setan. Sehingga ada banyak pemilik anak-anak ini justru pergi ke para dukun atau paranormal demi membuang makhluk yang mendiami anak-anak ini. Padahal apa yang dilakukan para orang tua ini adalah kekeliruan, dan sepatutnya justru anak dibawa kepada psikiater atau pendidik khusus yang dapat menangani anak ini.

Bahkan karena sikap pasrah, jenuh dan rasa percaya diri yang hilang serta kepanikan orang tua yang begitu kuat, maka tak jarang pula para orang tua ini melakukan kekerasan sebagai pelampiasan atas ketidak terimaan atas kondisi anak. Padahal ketika kita melakukan tindak kekerasan justru sang anak akan lebih agresif dan lebih sulit dikendalikan.

Meskipun selama ini belum ada metode "penyembuhan" atau penanganan secara medis terkait kelainan anak atau anak pengidap ADHD, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua. Tujuannya apa? tentu saja agar sang orang tua dapat menjadi orang tua yang lebih bijaksana terkait kelainan anak-anaknya.

Dalam hal ini ada beberapa tapap yang dapat dilakukan oleh orang tua, minimal sebagai langkah awal agar tak salah dalam menangani anak. Sebagai berikut:

Ketahuilah dan kenalilah anak anda (identifikasi dan Assesment)

Langkah ini tentu saja bertujuan agar orang tua mengetahui, mengenal dan memahami tentang kondisi anak yang sebenarnya sehingga dengan mengenal kondisi anak, akan sedikit banyak mengurangi rasa prustasi dan keputusasaan akibat tak mampu lagi memikat perhatian sang anak. Selain itu mengenal sifat dasar suatu masalah. Sehingga akan membantu anda memahami berbagai gejala gangguan perhatian, sehingga orang tua bisa mengidentifikasi lebih jelas apakah anaknya termasuk kategori ADHD.

Lakukan Penanganan (intervensi)

Jika orang tua sudah dapat mengidentifikasi kelainan dan indikator-indikator prilaku yang menunjukkan bahwa sang anak memang mengalami ADHD, langkah selanjutnya adalah melakukan intervensi yang tepat. Karena tidak ada gunanya menentukan eksistensi suatu masalah dan kemudian berharap hal itu akan menjadi lebih baik. Harus ada prosedur-prosedur tertentu yang relevan yang menghasilkan perubahan.

Langkah awal tersebut sejatinya memberikan gambaran dini terkait kondisi anak. Sehingga orang tua atau orang lain yang akan menangani anak ADHD tidak salah prosedur dan penanganan. Sehingga justru tidak membuat anak semakin bertingkah lebih agresif.

Salam.

Sumber: 

http://en.wikipedia.org/wiki/Attention_deficit_hyperactivity_disorder
Grant L. Martin, Terapi untuk Anak ADHD, PT. Buana Ilmu Populer, Jakarta, 2008



 


Komentar