Mengintip Film Rio, Perjalanan Penyelamatan Satwa Langka

Screenshot film Rio


Sebulan yang lalu, tepatnya 4 Mei 2015 kepolisian berhasil meringkus dan mengamankan Mulyono karena kedapatan menyelundupkan 21 ekor burung kakaktua jambul kuning asal Tual, Maluku Tenggara. Burung yang dikategorikan burung langka itu ternyata sengaja digelapkan ke Surabaya demi mendapatkan untung besar.

Pria asal Rembang, Jawa Tengah ini cara melakukan aksinya tersebut cukup keji, karena ia memasukkan beberapa burung tersebut ke dalam botol minuman. Terang saja, dari seluruh burung yang hendak diselundupkan, ada sekitar 11 ekor yang mati. (newsdetik.com)

Apa yang dilakukan Mulyono dan pelaku-pelaku lain hakekatnya telah merusak citra Indonesia yang tercatat sebagai negara yang konsisten menjaga satwa dilindungi. Oleh karena itu sepatutnya ulah orang-orang yang tak bertanggung jawab ini mendapatkan sanksi yang tegas dan berat demi menjaga keberadaan hewan langka ini.

Terlepas dari sederet kasus penyelundupan burung tersebut, saya ikut merasakan betapa keberadaan satwa liar semestinya dijaga keberadaannya. Satwa yang seharusnya bisa menikmati kebebasan hidup dan berkembang ternyata harus diregut oleh tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Coba sedikit saja kita mengintip Film Animasi dengan judul Rio. Film Amerika yang diproduksi oleh Blue Sky Studios ini disutradari oleh Carlos Saldanha. Film yang mengisahkan perjalanan dua ekor burung langka dalam menemukan rumah tinggalnya yang bebas di tengah arus penyelundupan hewan langka yang cukup mencengangkan.

Film yang cukup menyita perhatian saya sekaligus penonton ini mengisahkan perjalanan seekor burung Blue Macau kecil yang hampir punah karena beberapa burung lain juga telah ditangkap dan diselundupkan oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Di sebuah kota bersalju Minessota, Blue yang diperankan oleh Jesse Eisenberg ternyata menemukan perawat sekaligus teman terbaiknya yang telah merawatnya dengan rasa cinta. Ialah Linda kecil yang diperankan oleh Sofia Scarda Saldanha yang ternyata mampu menjaga keberadaan Blue hingga bertahun-tahun lamanya hingga Blue kecil menjadi dewasa. Begitu pula Linda kecil pun tumbuh menjadi Linda dewasa yang begitu perhatian terhadapnya. Linda Dewasa pun tetap merawat Blue meskipun Blue hanya seekor burung ternyata kedekatan mereka seperti keluarga. Dan dampaknya, karena terlalu lama Linda merawat Blue, seekor burung yang semestinya bisa terbang, ternyata hanya bisa menggunakan dua buah kakinya untuk bergerak. Bagi Blue, Linda ibarat malaikat penyelamat yang telah melindunginya serta menjaganya hingga dewasa.

Setelah beberapa tahun lamanya mereka berdua tinggal bersama sambil mengurus toko bukunya, datanglah seorang ahli konservasi satwa  (dokter hewan) dari Rio de Jeneiro, Brazil, ia mencari sosok burung langka yang ingin dikembangkan lagi karena burung biru tersebut mendekati kepunahan. Dan karena kebetulan ia sudah memiliki burung kakak tua biru yang sudah dahulu ia rawat.

Dan setelah melalui percakapan dan rayuan yang alot, akhirnya permintaan sang dokter hewan tersebut  dipenuhi dengan membawa serta Linda menuju ke rumah konservasi yang dijanjikan akan menjadi tempat merawat dan membudidayakan burung langka itu agar berkembang biak.

Sayang sekali, pasca tibanya burung Blue bersama Linda dan Blue diperkenalkan dengan Jewel yang merupakan spesies burung yang sama, ternyata kedua burung itu justru dicuri oleh sindikat penyelundupan hewan. Mereka memanfaatkan jasa seorang anak gelandangan dibantu seekor burung kakaktua putih yang kejam dan bengis. Seorang penjaga dapat diperdaya karena dibekap dengan kain yang diberi obat bius.

Dari sinilah kisah perjalanan petualangan Linda, Dr. Monteiro, serta si anak yang tadinya ikut mencuri Blue justru membantu mereka dalam mencari keberadaan Blue dan Jewel.
In the 2011 film Rio, a male blue macaw – one of the most endangered species on Earth – is discovered living in Minnesota and is flown all the way down to Rio de Janeiro in the hopes that he can help repopulate the species with a female blue macaw. The story has a happy ending, as Blu and Jewel wind up living happily ever after with three children. Keep those cheery memories in mind as you read the next few paragraphs, because I’m about to lay some unfortunate "real world" facts on you (and we all know that the real world doesn’t always have happy endings).  http://www.cinemablend.com/new/Blue-Macaw-Who-Inspired-Rio-Has-Died-With-Offspring-43681.html

Sebuah film animasi tiga dimensi yang cukup apik dan memberikan banyak pendidikan akan makna cinta lingkungan khususnya satwa yang dilindungi. Meskipun di dalamnya terdapat unsur pornografi lantaran banyak menunjukkan gambar-gambar yang kurang baik bagi anak-anak (perempuan dgn kurang busana), tapi di sisi positifnya film ini mengajarkan akan arti cinta dan semangat pelestarian satwa di sekitar kita.

Paling tidak, film ini berusaha mengajarkan pada para penontonnya agar mencintai satwa langka dan dilindungi dan berusaha membiarkannya agar tetap berkembang dan melahirkan generasi-generasi baru yang akan menjadi aset berharga bagi kekayaan satwa di dunia khususnya di Indonesia.

Lindungi satwa langka tetap lestari agar bisa dinikmati keindahannya oleh generasi anak cucu kita.

Salam

Komentar