Nasyid, Dimanakah Kini?

Grup nasyid Hijjaz (hot.detik.com)


Kala itu, kira-kira 1980 an musik nasyid banyak bermunculan di belantara musik di negeri ini. Saking nge hits nya musik nasyid, pada akhirnya bermunculan nasyid-nasyid baru yang terus tumbuh bak cendawan di musim hujan. 

Sebuah kolaborasi penyanyi ala koor atau paduan suara lantaran penyanyi nasyid digaungi oleh beberapa personil yang memiliki ke khasan suara. Dengan kolaborasi yang ciamik itu terciptalah musik yang mendayu-dayu dan menyusuri relung rindu akan cahaya Ilahi. Musik yang tak sekedar sebagai alat penghibur, namun lebih dari itu sebagai pembangkit ruh-ruh kekuatan akan makna cinta ilahi dan saling berkasih sayang dengan sesama manusia.

Musik nasyid biasanya hanya diiringi oleh tabuhan rebana atau alat musik perkusi serta suara dari pemainnya, atau disebut accapella. Masing-masing personil mempunyai suara yang khas dan menjadikan alunan musik nasyid menjadi sangat nyaman untuk di dengarkan.

Penulis masih teringat dengan group nasyid Hijaz, grup nasyid dengan empat orang personil ini sempat merajai musik nasyid di tanah air. Saya masih ingat kala itu lagu yang sempat booming adalah "doa pagi" dengan diawali oleh kicauan burung pertanda semangat menyongsong suasana pagi hari. Hijjaz adalah grup nasyid yang berasal dari Malaysia yang sempat tenar juga di bumi Indonesia. Ada pula lagu Cahaya Ilahi yang memberikan nasehat tentang kecintaan pada Ilahi. Hijjaz mengingatkan saya pada sebuah nada lantunan Alqur'an yang disebut qiroah. 

Jika boleh saya boleh tulis salah satu dari lagu Hijaz:

Bismikallahumma nad’u….
fy ghuduwwi wa rowa…
laka minna kullu hamdin…
fy masaain wa shobah…
hablana minka rosyada…
wahdina subulas sholah…
inna takwallahi nuurun,, wa thoriiqun lil falah…

Dengan namaMu Ya Allah…
kami meminta pada waktu pagi dan petang…
bagiMu segala pujian pada waktu pagi dan petang…
karuniakan kepada kami dari sisiMu petunjuk…
tunjukkan kami jalan kebaikan…
Sesungguhnya ketakwaan kepada Allah adalah Cahaya dan Jalan menuju kejayaan… sumber


Ada ghirah atau semangat yang dipancarkan dari lagu-lagu nasyid, termasuk lagu dari Hijaz ini, mereka membuka album lagunya dengan doa pembuka pagi sebagai bentuk penyemangat menatap kehidupan. Dzikir dan doa dipanjatkan kepada Tuhan agar diberikan cahaya dan jalan menuju kejayaan.

Sebuah titipan nilai-nilai kebaikan bagi pendengarnya. Setiap muslim semestinya menyongsong paginya dengan semangat untuk berusaha memperoleh kemuliaan dan kesuksesan. Namun kesuksesan itu janganlah pernah melepaskan nama Tuhan sebagai bentuk ketakwaan sekaligus sandaran diri bahwa tidak ada kesuksesan tanpa pertolonganNya.

Adapula grup nasyid Snada, Raihan, dan masih banyak lagi grup musik nasyid yang juga sempat meramaikan jagat musik di tanah air. Nasyid hakekatnya diawali oleh adanya larangan bermain musik dengan alat musik modern, jadi untuk mengisi kekosongan kreatifitas dalam bermusik, grup-grup nasyid memadukan alunan musik perkusi (hadrah atau rebana) dengan tambahan suara-suara personilnya.

Saya merasa nyaman ketika mendengarkan suara nasyid, lantaran alunannya selalu mengingatkan diri bahwa siapapun itu khususnya umat Islam harus saling berkasih-kasihan, saling menyayangi dan menciptakan perdamaian di bumi pertiwi. Meski demikian, ternyata banyak juga musik nasyid yang isinya seperti propaganda perang, propaganda untuk berjihad dengan menumpahkan darah ala mujahidin.

Musik yang menyeru untuk jihad ini boleh jadi terinspirasi dari aneka perang dan serangan-serangan yang dialami umat Islam di dunia. Seperti peperangan antara Palestina dan Israel, dan perang-perang lain yang hakekatnya merupakan perang perebutan wilayah perbatasan. Namun ada beberapa pendapat yang hakekatnya juga merupakan perang agama.

Meski nada-nada dalam lagu nasyid yang lumayan keras itu, boleh jadi merupakan seruan untuk berjihad secara umum, karena manifestasi jihad bukan semata-mata untuk mengangkat senjata tapi berjihad dengan ilmu dan harta yang dimiliki.

Nasyid yang menggelora semangat, kemana dikau kini

Nasyid, ketika masih menggeloranya semangat bermusik yang islami, hampir di setiap pelosok negeri alunan musik nasyid bisa didengarkan. Tak hanya didengarkan, karena hampir di tiap-tiap sekolah yang disitu ada kelompok Rohani Islam (Rohis) musk nasyid menjadi trend. Anak-anak yang tergabung dalam kelompok remaja muslim ini bersemangat mengembangkan musik nasyid sebagai alternatif hiburan tatkala musik-musik islami seperti kurang diminati. 

Bahkan, karena begitu tingginya semangat membuat grup nasyid, hingga event-event perlombaan ditingkat sekolah banyak dilakukan. Efeknya semakin bermuncullah grup-grup nasyid yang baru dan dirintis hingga perkembangan nasyid semakin meluas.

Tapi entah, musik nasyid yang sejatinya amat tenang dalam menyebarkan ajaran kedamaian ini, justru banyak ditunggai oleh kelompok-kelompok radikal, mereka menciptakan lagu demi mempropagandakan perang. Tanpa melihat duduk persoalannya, akhirnya pemuda-pemuda muslim yang belum mengerti hakekat nasyid itu sendiri menjadi terpengaruh.

Muncullah kelompok-kelompok pemuda Islam yang menjadi radikal. Mereka menetang demokrasi dan kepemimpinan di negeri ini, dengan dalih tidak sesuai dengan ajaran Islam. Pemahaman tentang khilafah semakin dihembuskan ke berbagai kalangan. Dampaknya sekarang, ruh Islam yang menyejukkan sedikit banyak terkotori oleh pemahaman-pemahan radikal yang justru merusak citra Islam yang rahmat itu sendiri.

Aku rindu munculnya grup nasyid-nasyid baru, nasyid yang menggelorakan perdamaian, cinta kasih, saling tolong menolong antar sesama hingga nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin semakin terasa.

Salam

Sumber

Foto 

Komentar