Idul Fitri, Saatnya Rajut Kembali Persaudaraan Sejati



Gambar :  https://bocahbancar.files.wordpress.com

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, suara takbir bergema, berkumandang di seluruh pelosok negeri. Di Indonesia dan di seluruh belahan dunia suara takbir dikumandangkan karena hari raya Idul Fitri telah datang. Hari di mana umat Islam telah mencapai kemenangan setelah sebulan penuh berjuang mengendalikan hawa nafsu. Nafsu yang muncul dari dalam diri berupa menahan diri dari makan minum dan nafsu-nafsu lain yang meliputi diri manusia.

Ketika sebulan penuh digembleng dengan rasa lapar dan dahaga, dibatasinya tingkah polah manusia yang mengandung kemudharatan dan dicegahnya diri berbuat dari hal-hal yang dilarang, seperti amarah, permusuhan dan segala macam yang diharamkan. Sebulan berlalu rasa-rasanya tak cukup untuk menggambarkan betapa bulan suci Ramadhan yang begitu mulia itu harus meninggalkan kita. Dan kini, hari-hari kembali menjelang untuk kembali menjadi tempat aktualisasi diri apakah selama sebulan itu mampu melahirkan manusia-manusia muslim yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dan apakah kembali membangun kembali fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Di sebelas bulan berikutnyalah yang akan membuktikan apakah kita bisa menjalaninya dengan baik atau justru sebaliknya.

Ada yang sungguh membekas dalam diri ini, bahwa di bulan-bulan lalu, sebelum diri dan jiwa ini digembleng dengan puasa Ramadhan, ternyata terlalu banyak permusuhan-permusuhan di antara umat. Entah umat Islam dengan umat Islam lainnya, atau umat Islam dengan umat agama lain karena persoalan politis. Begitu banyak kita membaca dan melihat status-status penuh kebencian dan komentar-komentar bernada miring yang semakin memperkeruh suasana kekeluargaan. Memecah belah komitmen kita untuk saling membuka diri dan menerima perbedaan. Karena urusan politis, kita seperti sekumpulan masyarakat yang sudah tidak lagi nyaman untuk hidup dengan saudaranya seiman maupun sebangsa dan setanah air.

Di bulan yang penuh rahmat dan ampunan umat Islam diuji dan dilatih menahan diri untuk tidak saling membenci tidak saling menyakiti, karena sebaliknya umat Islam harus menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Menebarkan rasa kasih sayang kepada semua saudaranya seiman dan saudara sebangsa, karena itu semua adalah perwujudan manifestasi dari tingginya kualitas iman dan ketakwaan kita sebagai umat Islam.

Islam boleh berbeda-beda firqah, aliran dan mazhab, tapi nilai ketakwaan menjadi pondasi utama memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan Islam dan tentu saja persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Konsep persaudaraan Islam yang dijabarkan dalam Al Qur'an dan Hadits sudah jelas dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, bahwa "umat Islam adalah saudaranya umat Islam lainnya". dan "Umat Islam diibaratkan sebagai satu tubuh di mana satu bagian sakit maka bagian tubuh yang lainnya turut merasakan kepedihan dan kesakitan. Dan tentu saja umat Islam seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Iman adalah pondasi atau dasar yang mesti kuat, karena tanpa pondasi yang kuat maka bangunan itu akan runtuh. Dan persatuan adalah soko gurunya, karena tanpa soko guru maka bangunan negeri ini pun akan runtuh berkeping-keping.

Ketika Idul Fitri telah menjelang, maka insan-insan yang "kotor" karena memperturutkan hawa nafsu yang diharamkan mudah-mudahan kembali fitrah sebagai hamba Allah yang menebarkan kasih sayang kepada semua makhlukNya. Mencintai saudaranya seperti dia mencintai saudaranya sendiri karena tidak sempurna iman seorang muslim jika rasa cintanya kepada saudaranya tidak seperti dia mencintai dirinya sendiri.

Kepada semua saudara yang pernah menyakiti, atau yang tersakiti marilah saling membuka hati untuk saling memaafkan dan mengikhlaskan segala kekhilafan saudaranya.

Minal Aidin Wal Faidzin, Taqobalallahu minna wa minkum
Selamat hari raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin. Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan sebelas bulan kemudian di terima Allah SWT, dan kita semua menjadi manusia-manusia yang bertakwa.

Aamiin aamiin aamiin ya Mujibassaailiin. Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin




Komentar