Penggunaan Media Audio Visual, Cara Mudah Anak Belajar

14045363781904451927
Media Audio Visual



Beberapa waktu lalu, tepatnya ketika saya masih membimbing seorang anak Autis di sekolah kami. Kebetulan, kami membimbing di luar jam sekolah, yakni siang hari sebagai bagian ekstrakurikuler namun dilaksanakan dengan cara yang efektif.

Mengajarkan anak autis memang sering menemukan kendala, untung anak yang saya bimbing ini sedikit banyak sudah selayaknya anak-anak pada umumnya. Walaupun dari segi aktifitas seringkali keluar dari kewajaran. Misalnya ketika masih asyik-asyiknya saya bimbing dengan membahas beberapa soal tes, ternyata anak ini tiba-tiba ingin tidur dengan alasan kelelahan. Padahal waktu bimbingan baru beberapa menit saja. Tapi ya sudahlah saya izinkan untuk beristirahat. Atau kadang-kadang dia berjalan ke sana kemari tanpa jelas tujuannya. Sering ngomong sendiri meski tidak dalam situasi ngobrol dengan temannya.

Saya menduga, di malam hari  anak ini justru begadang, entah bermain game atau menonton televisi hingga larut malam. Jadi ketika di siang hari keluhnya selalu kelelahan dan rasa kantuk yang berlebih-lebihan. Dan maklumnya lagi memang di siang hari biasanya anak ini diminta beristirahat hingga menjelang senja. Tapi ya karena akan menghadapi perlombaan, kebiasaan beristirahat siang agak terganggu. Untungnya si  anak tidak mogok atau ngambek dan masih bisa terkendali. Jadi saya masih bisa meneruskan materi bimbingannya sampai anak ini benar-benar siap.

Selain membahas beberapa materi soal ujian, dan beberapa soal standar olimpiade, anak inipun saya bina agar mengenal berbagai alat peraga (media) pendidikan. Tentu saja karena anak ini memiliki kekurangan dalam orientasi, kadang terlalu lepas kendali namun kadang kala terlalu berorientasi pada satu objek. Dan itu kesulitan terberat bagi guru-guru autis.

Namun, karena tingkat autisme anak ini tergolong ringan, saya masih bisa mengajaknya lebih fokus pada materi dan media yang harus digunakan. Misalnya, hari pertama mengenal tentang fungsi jantung, maka hari beberapa hari saya mencoba untuk fokus pada media yang memperkenalkan tentang beberapa anatomi tubuh khususnya jantung. Begitu pula ketika saya harus mengajarkan tentang rangkaian listrik, maka di saat itu pula saya memfokuskan anak mengenal benda-benda yang digunakan untuk pembelajaran tentang rangkaian listrik. Dua sampai tiga kali saya contohkan alhamdulillah anak bisa mempraktikkan sendiri.

Sayang sekali, meskipun anak ini bisa lolos juara provinsi, tapi di tingkat nasional justru materi yang belum sempurna saya perkenalkan malah keluar. Ya..terpaksa si anak harus gagal dan menerima kekalahan atas siswa lain yang lebih jago. Tapi saya tetap bersyukur, karena usaha gigih dan kerja keras saya dan siswa membuahkan tropi dan mengantarkan kami bisa terbang ke Bandung sebagai kontestan mewakili tingkat propinsi.

Selain beberapa pembahasan soal dan menggunakan alat peraga, saya juga menggunakan media audio visual yang memudahkan anak mengulas kembali materi-materi yang telah saja ajarkan. Media ini memang sangat mudah dan membantu anak untuk menguasai beberapa materi pelajaran. Materi yang tercover sama dengan materi pelajaran umum, dan juga ditambah materi ketrampilan.

Karena diketahui bahwa media pembelajaran selalu menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Dengan media yang baik guru dapat membimbing anak secara teratur dan terfokus serta mudah untuk diterapkan kepada siswa. Sehingga secara perlahan kemampuan anak dapat dilatih menggunakann media yang disediakan oleh guru. Dampaknya materi dapat diserap dengan mudah dan menghasilkan kemampuan belajar yang optimal.

Saat ini, guru sudah sangat mudah menemukan beragam jenis media. Baik media yang dibuat sendiri oleh guru, juga media yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh para ahli, dengan tujun agar para guru tidak menemui kendala yang berarti jika harus membuat beberapa media sedangkan para guru memiliki kelemahan dalam bidang tertentu. Misalnya media yang saya contohkan ini adalah media audio visual yang dibuat berbentuk seperti tutorial (modul) dengan judul Belajar Bersama Dika dan Dina yang diproduksi oleh PT. Globosinergy Multisarana ini. Media AV bantuan dari pemerintah pusat melalui bantuan sarana pembelajaran ke sekolah-sekolah inklusif di Indonesia.

Meskipun modul ini diperuntukan bagi anak-anak umum, namun bagi anak-anak disabilitas (misalnya anak autis) materi disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada. Misalnya anak autis yang saya bimbing adalah kelas VI, maka saya mengambil materi modul kelas V SD, dan seterusnya diturunkan sedikit demi menyesuaikan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak. Yang pasti, kurikulum bagi anak-anak penyandang disabilitas tidak mutlak harus sama. Kadangkala materi diturunkan sedikit namun acapkali harus dinaikkan sedikit tergantung batas kebutuhan dan kemampuan mereka.

14045365761822503014
Media Audiovisual

Program ini dibuat sangat mudah diaplikasikan, selain mudah juga diperuntukkan mulai anak kelas 1 SD sampai SMA pun ada. Meskipun saya rasakan sudah baik dan mewakili materi pelajaran yang ditunjang, tapi memang dari segi kelengkapan perlu mendapat tambahan dari media lain.

Dengan media ini anak-anak bisa menggunakannya sebagai media bermain sembari belajar. Sekali diajarkan mereka akan langsung bisa menggunakannya. Melakukan proses belajar mandiri maupun dibimbing guru atau orang tua, sekaligus sebagai sarana bermain yang cukup menyenangkan. Tidak hanya di sekolah, di rumah pun jika kita mau meminjam atau sekedar menyalin ke laptop maka sedikit meringankan kerja orang tua dalam membimbing anak-anaknya dan anak-anak lebih mudah dalam belajar dari pada harus membawa bermacam-macam buku pelajaran.

Cakupan materi yang ada dalam media ini pun beragam, mulai pelajaran umum di kelas masing-masing, juga ada pelajaran ketrampilan yang juga mengajarkan secara mudah bagaimana membuat beragam benda kreasi.

Selain pembahasan materi, di dalam program inipun tersedia bank soal, tujuannya memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan soal-soal yang sesuai dengan materi yang sudah diajarkan terlebih dahulu. Tentu saja bagi anak yang daya tangkapnya baik, bank soal ini akan sangat mudah mereka kerjakan. Guru bisa mengontrol kemampuan anak menyerap materi setelah soal-soal tersebut diselesaikan karena nilai yang diperoleh siswa akan ditunjukkan. Dari sini guru dapat mengevaluasi bagian-bagian mana materi yang belum terserap secara optimal.

14045367521075716059
Media Audio visual

Namun demikian, meskipun media ini sudah baik, pengawasan orang tua dan bimbingan pun perlu diberikan. Tentu saja tujuannya agar ketika anak menemukan kesulitan maka guru memberikan solusi maupun materi tambahan menjawab persoalan anak. Dan sayangnya tidak semua sekolah bisa menikmati media pembelajaran ini, padahal sepatutnya pemerintah memberikan fasilitas pembelajaran yang sama agar anak-anak Indonesia mendapatkan derajat pendidikan yang sama pula.

Siapapun Anda, baik guru, siswa ataupun orang tua, adabaiknya mempunyai media ini sebagai bagian media pembelajaran agar proses belajar anak menjadi menyenangkan karena mudah menggunakannya dan dapat digunakan kapan saja.

Mudah-mudahan semakin banyak media audio visual digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang cerdas,  mandiri, dan berprestasi serta dapat bersaing dengan anak-anak negara lain.

Komentar