Anak-anak Berkebutuhan Khusus dan Literasi Sekolah

Anak-anak tengah asyik membaca di ruang perpustakaan


Membangun budaya membaca bagi anak-anak normal pada umumnya sampai sejauh ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, tercatat di antara sekolah-sekolah yang didirikan dan yang memiliki kecukupan bahan bacaan, ternyata minat mengunjungi perpustakaan sangat menggembirakan. Dengan situasi ini membuat saya semakin percaya diri, bahwa dengan dukungan semua pihak terkait program "gemar membaca" akan sangat mempengaruhi produktifitas dan kemampuan anak-anak sekolah pada khususnya dalam meningkatkan pengetahuan mereka.

Seperti beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kota Metro Lampung, kebetulan siang hari selepas istirahat, saya melihat anak-anak usia dini yang didampingi orang tua mereka terlihat cukup aktif dengan buku-buku yang ada di hadapan mereka. Entah sekedar melihat-lihat gambar atau sekedar membaca buku cerita.

Adapula orang dewasa yang sepertinya sudah mahasiswa yang juga tengah sibuk dengan buku yang ada di tangan. Bersyukur sekali rasanya jika generasi muda saat ini begitu mencintai buku dan meluangkan waktu untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca buku yang bermanfaat.

Selain anak-anak usia dini dan mahasiswa, Adapula siswa-siswi sebuah sekolah menengah yang juga tengah sibuk dengan buku-bukunya, serta ada yang tengah asik melakukan browsing. Membaca buku digital atau sekedar mencari-cari informasi sangat mudah dilakukan karena fasilitas internet wifi juga disediakan.

Anak-anak normal pada umumnya sampai sejauh ini cukup memiliki antusias ketika berhadapan pada program gemar membaca atau literasi yang dicanangkan pemerintah. Bagaimana dengan anak-anak berkebutuhan khusus atau siswa difabel?

Salah satu siswa tengah menggunakan fasilitas komputer di ruang perpustakaan


Anak-anak berkebutuhan khusus dan tantangan program literasi sekolah.

Selain anak-anak normal pada umumnya, jika melihat antusiasme anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya siswa-siswi SLB Negeri Metro yang berkunjung ke perpustakaan sekolah, juga cukup tinggi.

Hampir setiap hari anak-anak tersebut terjadwal secara bergantian memasuki ruang perpustakaan demi untuk membaca dan mencari informasi tambahan terkait mata pelajaran yang mereka ikuti. Meskipun dengan waktu yang disediakan sekitar 2 jam, ternyata anak-anak tersebut seperti merasa kekurangan waktu untuk terus membaca dan menggali ilmu yang bermanfaat bagi mereka.

Di samping anak-anak yang tertarik dengan buku bacaan, dengan keberadaan tiga buah komputer yang awalnya didesain sebagai perpustakaan digital ternyata juga memancing minat anak-anak tersebut untuk turut memanfaatkannya. Sayang sekali dari ketiga komputer tersebut, hanya satu unit yang bisa digunakan. Entahlah, bisa jadi karena terlalu lama tidak diaktifkan karena liburan sekolah, jadi komputer tersebut mengalami error program.

Buku-buku yang tersusun di rak-rak buku turut mendukung program literasi sekolah

Bersyukur sekali program literasi sudah digulirkan setahun yang silam dan saat ini kegiatan ini berjalan dengan baik dan didukung oleh fasilitas yang tersedia. Meskipun jika ingin memenuhi segala kebutuhan akan buku, rasa-rasanya keberadaan tersebut masih kurang mencukupi.

Akan tetapi, lebih baik memanfaatkan yang tersedia dengan optimal, daripada membiarkan buku-buku yang ada hanya tertata dan bertumpuk-tumpuk di rak-rak buku. Sangat disayangkan, bukan?

Buku-buku yang tersedia di rak-rak dan lemari buku sekolah dibiarkan berdebu, dan sepatutnya dimanfaatkan sebagai bahan memperdalam ilmu pengetahuan ketika di dalam buku-buku pegangan guru dan siswa tidak merangkum semuanya.

Seperti pepatah, tidak ada rotan akar pun jadi. Meskipun buku-bukunya belum tersedia semuanya, namun semangat memperkaya pengetahuan dari buku bacaan sangatlah penting dan amat dibutuhkan bagi masyarakat, lebih khusus bagi anak-anak ABK.

Di beberapa kelas disediakan pula fasilitas membaca kelas literasi


Sinergitas antara program budaya literasi dan prestasi siswa SLB N Metro

Melihat antusiasme siswa dalam membaca sejatinya akan meningkatkan kompetensi siswa, termasuk di dalamnya kompetensi siswa ABK dalam membaca. Sebab dengan kebiasaan membaca bagi anak-anak ABK ternyata mempunyai dampak yang cukup signifikan bagi kelangsungan program literasi dan kemampuan siswa dalam berbagai bidang. Seperti beberapa kali anak-anak ABK khususnya SLB N Metro mengikuti lomba cipta baca puisi, dan membaca puisi ternyata bisa tembus dapat juara di tingkat Provinsi Lampung.

Begitu pula lomba menulis yang diadakan oleh pemerintah juga alhamdulillah di tingkat provinsi hasilnya tidak mengecewakan.

Walaupun ketika harus berjuang di tingkat nasional ternyata persaingannya semakin ketat jadi mengalami kegagalan. Yang pasti dengan adanya program literasi di sekolah dan didukung oleh buku-buku yang bermutu dan layak baca, pun menjadi aspek penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Membaca adalah sebuah tradisi yang positif. Jika dikembangkan dan digalakkan, maka keberadaan anak-anak ABK khususnya akan mengalami peningkatan kemandirian dan prestasi yang meningkat.

Membangun budaya literasi di sekolah luar biasa

Seperti yang saya sampaikan tadi, bahwa SLB N Metro di bawah kepemimpinan Ibu Dra. Yuly Hartaty sudah berusaha melengkapi buku-buku yang dibutuhkan siswa. Baik buku bacaan maupun buku pelajaran atau buku pegangan siswa di kelasnya. Termasuk di tahun 2016 ini, sudah menyediakan kelas literasi, Sementara ada empat kelas karena ketersediaan buku yang masih terbatas. Tetapi mudah-mudahan di tahun 2017 ini kelas-kelas literasi segera akan bertambah ke kelas-kelas yang lain.

Program gerakan literasi secara implisit sudah diprogramkan dan dilaksanakan di tiap kelas, seperti lima belas menit sebelum belajar berlangsung siswa-siswi membaca buku dan menceritakan kembali isi buku itu. Tidak seluruhnya tapi sebagian saja untuk kemudian bisa diceritakan pada siswa lain di kelas. Bagi siswa yang kemampuan membacanya masih kurang, dilakukan dengan guru membacakan isi buku atau menceritakannya di depan kelas dan seluruh siswa menyimak dengan tekun dan menanggapi pertanyaan guru.

Anak-anak yang sukses menggondol juara pada ajang lomba desain grafis dan lomba menulis di Tk. Provinsi di SLB PKK Bandar Lampung


Program sebelum belajar berlangsung ternyata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam memahami isi cerita, tokoh-tokoh, karakter dan pesan-pesan yang disampaikan dari cerita yang dibaca atau didengarkan.

Semoga saja program gerakan literasi bukan hanya jargon, namun lebih dari itu benar-benar membudayakan gemar membaca dan sasaran akhir anak-anak mampu meneladani isi dari cerita dan menjadi siswa-siswi yang berkarakter baik. Dan sasaran lainnya adalah anak-anak semakin mampu membaca dengan baik, dan mampu mengikuti ajang perlombaan literasi yang diadakan di tingkat sekolah, provinsi maupun nasional.

Salam literasi!


Komentar